Sejarah blok rokan
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengambil blok tersebut dari Chevron, dan menunjuk PT Pertamina (Persero) menjadi kontraktor baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan mulai 8 Agustus 2021 mendatang.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menyatakan bahwa perseroannya siap mengucurkan investasi sekitar US$70 miliar atau sekitar Rp1.008 triliun (asumsi kurs Rp14.413 per dolar AS), untuk 20 tahun kedepan.
Besarnya kandungan Blok Rokan itu pun tidak ditemukan secara tiba-tiba. Kandungan Blok Rokan ditemukan sejak era kolonial Belanda, seperti dirangkum dari CNNIndonesia dan dari berbagai sumber, Blok Rokan memiliki dua lapangan penghasil minyak raksasa.
Pertama, Lapangan Minas. Lapangan Minas yang menjadi tambang minyak raksasa Blok Rokan pertama kali ditemukan oleh geolog asal Amerika Walter Nygren pada 1939 lalu. Lapangan Minas pernah diklaim sebagai lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara.
kedua, Duri. Lapangan tersebut pertama kali ditemukan pada 1941 dan mulai berproduksi 1958 lalu. Chevron sendiri tidak tiba- tiba berada di blok tersebut, Mereka mendapatkan kontrak pengelolaan Blok Rokan dari pemerintah untuk pertama kalinya pada 8 Agustus 1971. Kontrak tersebut berjangka waktu 30 tahun. Setelah berakhir, kontrak tersebut diperpanjang lagi sampai dengan 8 Agustus 2021.
Selama dipegang Chevron, Sumur Duri pernah menghasilkan produksi sampai dengan 300 ribu bph pada 1993 lalu. Total produksi minyak yang sudah disumbangkan ke Indonesia dari sumur tersebut mencapai 2,6 miliar barel.
Amsuan/dikutip dari berbegai sumber